PT Citilink Indonesia (“Citilink” atau “Perusahaan”) merupakan
sebuah upaya ekspansi oleh PT Garuda Indonesia agar bisa bersaing lebih agresif
dalam penerbangan di segmen budget traveller.
Perusahaan ini didirikan berdasarkan Akta Notaris Natakusumah No.
01 tanggal 6 Januari 2009, berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan
pengesahan dari Menkhumham No. AHU-14555.AH.01.01 Tahun 2009 tanggal 22 April
2009.
Dengan pengesahan tersebut, kepemilikan saham Citilink Indonesia
saat didirikan adalah 67% milik PT Garuda Indonesia (Persero),tbk. (“Garuda”)
dan 33% milik PT Aerowisata (“Aerowisata”).
Sebelumnya penerbangan yang dimiliki oleh Garuda Indonesia ini
dikelola oleh SBU Citilink Indonesia yang beroperasi dengan AOC dari Garuda
Indonesia dengan nomor penerbangan Garuda Indonesia sejak Mei 2011.
Selanjutnya sesuai dengan Akta No. 23 tanggal 13 Januari 2012
mengenai perubahan setoran permodalan, dan Akta No. 91 tanggal 10 Agustus 2012
mengenai penyertaan tambahan modal berupa pesawat terbang, maka kepemilikan
saham Citilink adalah 94,3% milik Garuda Indonesia dan 5,7% milik Aerowisata.
Dengan dimilikinya ijin usaha penerbangan SIUAU/NB-027 pada tanggal
27 Januari 2012, dan sertifikat penerbangan AOC 121-046 pada tanggal 22 Juni
2012, Citilink mulai beroperasi secara independen tanggal 30 Juli 2012 dengan
IATA flight code "QG", ICAO designation "CTV" dan call sign
"Supergreen".
Hingga saat ini Citilink Indonesia telah menjadi maskapai LCC yang
berkembang dengan pesat di Indonesia sejak pesawat A320 hadir sebagai salah
satu armada yang dimiliki perusahaan.
Jajaran Direksi PT Citilink Indonesia
Direktur Utama Juliandra Nurtjahjo
Direktur Niaga Benny Rustanto
Direktur Keuangan Ester Siahaan
Direktur Produksi Capt. Yudhi Fadjari
Visi dan Misi
Visi: Menjadi LCC kelas dunia dengan profitabilitas yang
berkelanjutan dan perusahaan yang paling dikagumi di Indonesia.
Misi: Meningkatkan kualitas dari kehidupan masyarakat dengan
menyediakan transportasi udara bebas gangguan yang memiliki reabilitas tinggi
dan standard keaman internasional melalui sentuhan keramahtamahan Indonesia.
Tonggak Sejarah
Sejak
tahun 2001, Citilink Indonesia telah beroperasi sebagai maskapai berbiaya hemat
dalam bentuk divisi bisnis Garuda Indonesia hanya dengan menggunakan beberapa
pesawat, manajemen bandwith yang terbatas serta beberapa rute dengan fokus pada
perkembangan merk Garuda Indonesia yang merupakan maskapai premium.
Setelah perubahan signifikan bisnis Garuda ditahun 2011,
pengembangan dan ekspansi Citilink turut menjadi fokus utama Garuda Group.
Citilink memiliki visi untuk menjadi maskapai penerbangan berbiaya
murah terkemuka di kawasan regional dengan menyediakan jasa angkutan udara
komersial berjadwal, berbiaya murah, dan mengutamakan keselamatan.
Armada Kami
Cilink Indonesia telah menjadi maskapai pertama di Indonesia yang
menggunakan pesawat dengan seri Airbus A320NEO.
Pada akhir tahun 2017, Citilink Indonesia telah mengoperasikan 50 pesawat seri Airbus A320, spesifiknya 45 CEO dan 5 NEO yang memiliki kapasitas sebanyak 180 penumpang.
Hingga Juni 2018, Citilink indonesia sudah melayani konektivitas penerbangan ke 35 kota, 70 rute, dan lebih dari 274 frekeunsi penerbangan setiap harinya.
Sepanjang tahun 2017 dan 2018, Citilink Indonesia telah membuka penerbangan ke 7 destinasi baru yang terdiri dari, yaitu Jayapura, Kendari, Gorontalo, Ambon, Silangit, Banyuwangi, Kertajati serta 2 rute regional ke Dili dan Penang.
Pada akhir tahun 2017, Citilink Indonesia telah mengoperasikan 50 pesawat seri Airbus A320, spesifiknya 45 CEO dan 5 NEO yang memiliki kapasitas sebanyak 180 penumpang.
Hingga Juni 2018, Citilink indonesia sudah melayani konektivitas penerbangan ke 35 kota, 70 rute, dan lebih dari 274 frekeunsi penerbangan setiap harinya.
Sepanjang tahun 2017 dan 2018, Citilink Indonesia telah membuka penerbangan ke 7 destinasi baru yang terdiri dari, yaitu Jayapura, Kendari, Gorontalo, Ambon, Silangit, Banyuwangi, Kertajati serta 2 rute regional ke Dili dan Penang.
Penghargaan Yang Diraih
Citilink menempatkan kepuasan pelanggan di atas segalanya. Sebagai
bukti keberhasilan dalam komitmen meningkatkan pelayanan kepada pelanggan,
Citilink telah meraih beberapa penghargaan diantaranya:
Maskapai
penerbangan PT Citilink Indonesia menjalin kerja sama dengan salah satu
perusahaan e-commerce asal China untuk mendongkrak tingkat keterisian
penumpang.
Andy
Adrian, Direktur Komersial Citilink mengungkapkan bahwa pihaknya telah
menandatangani nota kerjasama dengan JD.id pada Agustus 2017, terkait dengan
pengoperasian aplikasi penjualan online (e-commerce).
"Kami
sudah menandatangani MoU bersama mereka [JD.id] bulan lalu," ujarnya.
Dengan
kerja sama ini, para penumpang Citilink tidak hanya dapat berbelanja di dalam
kabin tetapi juga setelah turun dari pesawat, bahkan dari rumah atau mana saja,
dengan telepon pintar. Lewat kerja sama ini, Citilink juga akan memiliki
aplikasi hiburan yang bisa dinikmati penumpangnya saat terbang.
Selain
itu, kerja sama ini pun memberi layanan pembelian tiket pesawat Citilink secara
langsung. Bahkan, pengadaan sinyal Internet di dalam pesawat juga akan
dimungkinan.
"Ke
depan sudah bisa menggunakan sinyal Internet di dalam pesawat sehingga tinggal
dibangun teknologinya seperti apa. Sekarang sedang development teknologinya dan
paling tidak, pada awal Oktober mulai berjalan."
Tidak
hanya sinyal Internet seperti wifi. Melalui kerjasama ini Citilink juga
menjajaki sistem-sistem baru untuk dapat mengoperasikan aplikasi tersebut, yang
dapat digunakan lintas negara dan tidak tergantung dengan satelit.
JD.id
merupakan perusahaan mal online (e-commerce) yang berbasis di Jakarta. JD.id
adalah bagian dari JD.com, salah satu toko B2C online terbesar di China dari
sisi jumlah transaksi. Saat ini JD.com menjadi rival terbesar Alibaba yang
memimpin pasar e-commerce di China.
"Mereka
(JD.id) memiliki sistem dengan teknologi yang tinggi. Mereka merupakan
perusahaan kerja sama antara Taiwan dengan China dan sebagai e-commerce kedua
terbesar di China. Itu mengapa kami bergabung dengan JD.id," tutur Andy.
Dia
menjelaskan pada umumnya kinerja perusahaan penerbangan, termasuk Citilink,
sangat dipengaruhi oleh musim atau momentum dalam kaitannya dengan tingkat
keterisian penumpang (load factor). Namun, maskapai anak usaha Garuda Indonesia
yang berdiri mulai 2001 itu berupaya tetap berada di posisi stabil meski dalam
kondisi sepi penumpang (low season).
Seperti
yang dialami Citilink hampir setiap tahun. Menurut Andy, maskapainya mengalami
load factor yang tidak baik atau di bawah 85% pada Februari, Maret, April, Mei
dan berlanjut lagi mulai akhir Agustus, September, Oktober dan November.
"Sekarang
ini kami sedang merasakan penurunan (load factor) yang cukup drastis
dibandingkan dengan Juni, Juli dan Agustus."
Padahal,
target keterisian yang diemban manajemen Citilink pada tahun ini jauh lebih
besar dari tahun lalu, atau dari 11 juta menjadi 13 juta penumpang. Dan
sepanjang tahun ini, Citilink baru menerbangkan sekitar 5,5 juta penumpang.
Kondisi
ini membuat maskapainya mencoba melakukan banyak hal yang baru dari sisi
bisnis, di antaranya masuk ke wilayah e-commerce. Strategi bisnis ini,
menurutnya, bahkan belum pernah dilakukan oleh maskapan lain yang beroperasi di
Indonesia.
"Dengan
target penumpang 13 juta pada tahun ini kami harus menawarkan sesuatu yang
baru. Dan salah satu kiat yang kami lakukan adalah dengan bergabung ke
e-commerce."
Rute
Baru
Sebelumnya
Andy Adrian mengungkapkan Citilink membuka rute penerbangan baru yang akan
dimulai pada 20 September 2017 dari Bandara Kualanamu - Bandara Adisutjipto,
pergi-pulang (PP).
Pada
rute ini pesawat Citilink terbang setiap hari dari Bandara Kualanamu pada pukul
12 siang dan tiba di Adisutjipto sekitar pukul 15. Kemudian pesawat akan
kembali terbang dari Adisutjipto ke Kualanamu pada pukul 15.55 dan tiba di
tujuan sekitar pukul 18. "Jadi kami memberi kondisi jam yang cukup
bagus."
Citilink
memiliki banyak pertimbangan dalam membuka rute ini. Salah satunya karena
menilai perkembangan ekonomi di kedua kota tersebut sangat besar dan bahkan
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kota lain.
Kemudian
perusahaan juga melihat data-data penerbangan yang mana jumlah penumpang yang
terbang tergolong banyak, baik dari Medan maupun dari Yogyakarta.
Dalam
membuka rute, maskapai mempertimbangkan tingkat keterisian (load factor) kedua
tujuan rute dan biasanya, hanya salah satu tujuan yang lebih besar. Namun untuk
rute ini, potensi load factor keduanya dinilai berimbang.
Dalam
pengoperasian rute ini, maskapainya juga menyesuaikan besaran harga tiket
pesawat dengan aturan yang berlaku dan iklim usaha. Citilink memperhatikan
aturan tarif atas-bawah penerbangan domestik dan menjaga persaingan yang sehat
dalam menentukan tarif rute ini.
"Kami
tidak ingin membunuh pesaing, tetapi kami juga harus membuat keuntungan
perusahaan. Kami membuat harga yang dapat diterima tetapi tidak membunuh
pesaing."
Dengan
pertimbangan itu, Andy Adrian mengungkapkan bahwa Citilink mematok harga tiket
pesawat untuk rute penerbangan Medan-Yogya PP mulai dari Rp890 ribu untuk
sekali jalan. Penerbangan rute ini menempuh jarak yang cukup jauh, atau selama
2,55 jam, sehinga memakan biaya operasional yang tinggi.
Sama
seperti penerbangan Citilink rute lainnya, rute ini juga akan dilayani oleh
pesawat jenis Airbus A320 dengan kapasitas 180 penumpang. Dan pada tahap awal,
penerbangan rute ini akan dilayani satu kali dalam sehari.
- LCC terbaik di Asia berdasarkan
penilaian Travellers Choice 2018 dari tripadvisor.com pada Juli 2018
- Akreditasi bintang empat dari
asosiasi nirlaba internasional untuk peningkatan pengalaman penumpang
penerbangan , APEX untuk kategori LCC pada September 2018
- Akreditasi bintang empat dari
badan, Skytrax untuk kelas maskapai berbiaya murah (LCC), Februari 2018
- Tiga penghargaan Revolusi
Mental BUMN 2018, untuk kategori April 2018 .
- Transportation Safety
Management Award dari Kemenhub, Desember 2017
- Indonesia Leading Low Cost
Airline dari Indonesia Travel and Tourism Foundation, November 2017
- Top IT Implementation Airlines
Sector dari Kemenkominfo, November 2017
- Best Overall Marketing Campaign
di The Budgies and Travel Awards 2012
- Service To Care Award (Airlines
Category) dari Markplus Insight 2012
- Service To Care Award (Airlines
Category) dari Markplus Insight 2013
- Indonesia Original Brand dan
Middle Class Brand Champions dari Majalah SWA
- Indonesia Travel and Tourism
Award untuk kategori Leading Low Cost Airline (2011-2016) dari ITTA
Foundation
- Asia Best Employer Brand Awards
dari Employer Brand Institute Singapore
- Best eMark Award dari Telkom
University
- Top IT Innovation Award on
Transportation dari Kemenkominfo
- Indonesia Top Digital PR Award
2018 dari Tras N C
- Juara 1 On Time Performance
Pengangkutan Lebaran 1439H di Bandara Sultan Iskandar Muda International
Airport Aceh Besar dari PT Angkasa Pura II BTJ
- 32nd ASEANTA Awards of
Excellence 2019 untuk kategori Best ASEAN Airlines Program - Flexy Flight Program
- Indonesia Original Brand 2019
di kategori Airline - LCC
- 2020 Official Airline Ratings
- Four Star Low Cost Carrier