Rabu, 08 April 2020


img21



PT Citilink Indonesia (“Citilink” atau “Perusahaan”) merupakan sebuah upaya ekspansi oleh PT Garuda Indonesia agar bisa bersaing lebih agresif dalam penerbangan di segmen budget traveller.

Perusahaan ini didirikan berdasarkan Akta Notaris Natakusumah No. 01 tanggal 6 Januari 2009, berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan pengesahan dari Menkhumham No. AHU-14555.AH.01.01 Tahun 2009 tanggal 22 April 2009.

Dengan pengesahan tersebut, kepemilikan saham Citilink Indonesia saat didirikan adalah 67% milik PT Garuda Indonesia (Persero),tbk. (“Garuda”) dan 33% milik PT Aerowisata (“Aerowisata”).

Sebelumnya penerbangan yang dimiliki oleh Garuda Indonesia ini dikelola oleh SBU Citilink Indonesia yang beroperasi dengan AOC dari Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan Garuda Indonesia sejak Mei 2011.  

Selanjutnya sesuai dengan Akta No. 23 tanggal 13 Januari 2012 mengenai perubahan setoran permodalan, dan Akta No. 91 tanggal 10 Agustus 2012 mengenai penyertaan tambahan modal berupa pesawat terbang, maka kepemilikan saham Citilink adalah 94,3% milik Garuda Indonesia dan 5,7% milik Aerowisata.


Dengan dimilikinya ijin usaha penerbangan SIUAU/NB-027 pada tanggal 27 Januari 2012, dan sertifikat penerbangan AOC 121-046 pada tanggal 22 Juni 2012, Citilink mulai beroperasi secara independen tanggal 30 Juli 2012 dengan IATA flight code "QG", ICAO designation "CTV" dan call sign "Supergreen".



Hingga saat ini Citilink Indonesia telah menjadi maskapai LCC yang berkembang dengan pesat di Indonesia sejak pesawat A320 hadir sebagai salah satu armada yang dimiliki perusahaan.

Jajaran Direksi PT Citilink Indonesia 

Direktur Utama Juliandra Nurtjahjo
Direktur Niaga Benny Rustanto
Direktur Keuangan Ester Siahaan
Direktur Produksi Capt. Yudhi Fadjari

Visi dan Misi 

Visi: Menjadi LCC kelas dunia dengan profitabilitas yang berkelanjutan dan perusahaan yang paling dikagumi di Indonesia.
Misi: Meningkatkan kualitas dari kehidupan masyarakat dengan menyediakan transportasi udara bebas gangguan yang memiliki reabilitas tinggi dan standard keaman internasional melalui sentuhan keramahtamahan Indonesia.


Tonggak Sejarah
Sejak tahun 2001, Citilink Indonesia telah beroperasi sebagai maskapai berbiaya hemat dalam bentuk divisi bisnis Garuda Indonesia hanya dengan menggunakan beberapa pesawat, manajemen bandwith yang terbatas serta beberapa rute dengan fokus pada perkembangan merk Garuda Indonesia yang merupakan maskapai premium.

Setelah perubahan signifikan bisnis Garuda ditahun 2011, pengembangan dan ekspansi Citilink turut menjadi fokus utama Garuda Group.

Citilink memiliki visi untuk menjadi maskapai penerbangan berbiaya murah terkemuka di kawasan regional dengan menyediakan jasa angkutan udara komersial berjadwal, berbiaya murah, dan mengutamakan keselamatan.

Armada Kami
Cilink Indonesia telah menjadi maskapai pertama di Indonesia yang menggunakan pesawat dengan seri Airbus A320NEO.

Pada akhir tahun 2017, Citilink Indonesia telah mengoperasikan 50 pesawat seri Airbus A320, spesifiknya 45 CEO dan 5 NEO yang memiliki kapasitas sebanyak 180 penumpang.

Hingga Juni 2018, Citilink indonesia sudah melayani konektivitas penerbangan ke 35 kota, 70 rute, dan lebih dari 274 frekeunsi penerbangan setiap harinya.

Sepanjang tahun 2017 dan 2018, Citilink Indonesia telah membuka penerbangan ke 7 destinasi baru yang terdiri dari, yaitu Jayapura, Kendari, Gorontalo, Ambon, Silangit, Banyuwangi, Kertajati serta 2 rute regional ke Dili dan Penang.

Penghargaan Yang Diraih
Citilink menempatkan kepuasan pelanggan di atas segalanya. Sebagai bukti keberhasilan dalam komitmen meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, Citilink telah meraih beberapa penghargaan diantaranya:


Maskapai penerbangan PT Citilink Indonesia menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan e-commerce asal China untuk mendongkrak tingkat keterisian penumpang.
Andy Adrian, Direktur Komersial Citilink mengungkapkan bahwa pihaknya telah menandatangani nota kerjasama dengan JD.id pada Agustus 2017, terkait dengan pengoperasian aplikasi penjualan online (e-commerce).
"Kami sudah menandatangani MoU bersama mereka [JD.id] bulan lalu," ujarnya.
Dengan kerja sama ini, para penumpang Citilink tidak hanya dapat berbelanja di dalam kabin tetapi juga setelah turun dari pesawat, bahkan dari rumah atau mana saja, dengan telepon pintar. Lewat kerja sama ini, Citilink juga akan memiliki aplikasi hiburan yang bisa dinikmati penumpangnya saat terbang.
Selain itu, kerja sama ini pun memberi layanan pembelian tiket pesawat Citilink secara langsung. Bahkan, pengadaan sinyal Internet di dalam pesawat juga akan dimungkinan.
"Ke depan sudah bisa menggunakan sinyal Internet di dalam pesawat sehingga tinggal dibangun teknologinya seperti apa. Sekarang sedang development teknologinya dan paling tidak, pada awal Oktober mulai berjalan."
Tidak hanya sinyal Internet seperti wifi. Melalui kerjasama ini Citilink juga menjajaki sistem-sistem baru untuk dapat mengoperasikan aplikasi tersebut, yang dapat digunakan lintas negara dan tidak tergantung dengan satelit.
JD.id merupakan perusahaan mal online (e-commerce) yang berbasis di Jakarta. JD.id adalah bagian dari JD.com, salah satu toko B2C online terbesar di China dari sisi jumlah transaksi. Saat ini JD.com menjadi rival terbesar Alibaba yang memimpin pasar e-commerce di China.
"Mereka (JD.id) memiliki sistem dengan teknologi yang tinggi. Mereka merupakan perusahaan kerja sama antara Taiwan dengan China dan sebagai e-commerce kedua terbesar di China. Itu mengapa kami bergabung dengan JD.id," tutur Andy.
Dia menjelaskan pada umumnya kinerja perusahaan penerbangan, termasuk Citilink, sangat dipengaruhi oleh musim atau momentum dalam kaitannya dengan tingkat keterisian penumpang (load factor). Namun, maskapai anak usaha Garuda Indonesia yang berdiri mulai 2001 itu berupaya tetap berada di posisi stabil meski dalam kondisi sepi penumpang (low season).
Seperti yang dialami Citilink hampir setiap tahun. Menurut Andy, maskapainya mengalami load factor yang tidak baik atau di bawah 85% pada Februari, Maret, April, Mei dan berlanjut lagi mulai akhir Agustus, September, Oktober dan November.
"Sekarang ini kami sedang merasakan penurunan (load factor) yang cukup drastis dibandingkan dengan Juni, Juli dan Agustus."
Padahal, target keterisian yang diemban manajemen Citilink pada tahun ini jauh lebih besar dari tahun lalu, atau dari 11 juta menjadi 13 juta penumpang. Dan sepanjang tahun ini, Citilink baru menerbangkan sekitar 5,5 juta penumpang.
Kondisi ini membuat maskapainya mencoba melakukan banyak hal yang baru dari sisi bisnis, di antaranya masuk ke wilayah e-commerce. Strategi bisnis ini, menurutnya, bahkan belum pernah dilakukan oleh maskapan lain yang beroperasi di Indonesia.
"Dengan target penumpang 13 juta pada tahun ini kami harus menawarkan sesuatu yang baru. Dan salah satu kiat yang kami lakukan adalah dengan bergabung ke e-commerce."
Rute Baru
Sebelumnya Andy Adrian mengungkapkan Citilink membuka rute penerbangan baru yang akan dimulai pada 20 September 2017 dari Bandara Kualanamu - Bandara Adisutjipto, pergi-pulang (PP).
Pada rute ini pesawat Citilink terbang setiap hari dari Bandara Kualanamu pada pukul 12 siang dan tiba di Adisutjipto sekitar pukul 15. Kemudian pesawat akan kembali terbang dari Adisutjipto ke Kualanamu pada pukul 15.55 dan tiba di tujuan sekitar pukul 18. "Jadi kami memberi kondisi jam yang cukup bagus."
Citilink memiliki banyak pertimbangan dalam membuka rute ini. Salah satunya karena menilai perkembangan ekonomi di kedua kota tersebut sangat besar dan bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kota lain.
Kemudian perusahaan juga melihat data-data penerbangan yang mana jumlah penumpang yang terbang tergolong banyak, baik dari Medan maupun dari Yogyakarta.
Dalam membuka rute, maskapai mempertimbangkan tingkat keterisian (load factor) kedua tujuan rute dan biasanya, hanya salah satu tujuan yang lebih besar. Namun untuk rute ini, potensi load factor keduanya dinilai berimbang.
Dalam pengoperasian rute ini, maskapainya juga menyesuaikan besaran harga tiket pesawat dengan aturan yang berlaku dan iklim usaha. Citilink memperhatikan aturan tarif atas-bawah penerbangan domestik dan menjaga persaingan yang sehat dalam menentukan tarif rute ini.
"Kami tidak ingin membunuh pesaing, tetapi kami juga harus membuat keuntungan perusahaan. Kami membuat harga yang dapat diterima tetapi tidak membunuh pesaing."
Dengan pertimbangan itu, Andy Adrian mengungkapkan bahwa Citilink mematok harga tiket pesawat untuk rute penerbangan Medan-Yogya PP mulai dari Rp890 ribu untuk sekali jalan. Penerbangan rute ini menempuh jarak yang cukup jauh, atau selama 2,55 jam, sehinga memakan biaya operasional yang tinggi.
Sama seperti penerbangan Citilink rute lainnya, rute ini juga akan dilayani oleh pesawat jenis Airbus A320 dengan kapasitas 180 penumpang. Dan pada tahap awal, penerbangan rute ini akan dilayani satu kali dalam sehari.

  1. LCC terbaik di Asia berdasarkan penilaian Travellers Choice 2018 dari tripadvisor.com pada Juli 2018
  2. Akreditasi bintang empat dari asosiasi nirlaba internasional untuk peningkatan pengalaman penumpang penerbangan , APEX untuk kategori LCC pada September 2018
  3. Akreditasi bintang empat dari badan, Skytrax untuk kelas maskapai berbiaya murah (LCC), Februari 2018
  4. Tiga penghargaan Revolusi Mental BUMN 2018, untuk kategori April 2018 .
  5. Transportation Safety Management Award dari Kemenhub, Desember 2017
  6. Indonesia Leading Low Cost Airline dari Indonesia Travel and Tourism Foundation, November 2017
  7. Top IT Implementation Airlines Sector dari Kemenkominfo, November 2017
  8. Best Overall Marketing Campaign di The Budgies and Travel Awards 2012
  9. Service To Care Award (Airlines Category) dari Markplus Insight 2012
  10. Service To Care Award (Airlines Category) dari Markplus Insight 2013
  11. Indonesia Original Brand dan Middle Class Brand Champions dari Majalah SWA
  12. Indonesia Travel and Tourism Award untuk kategori Leading Low Cost Airline (2011-2016) dari ITTA Foundation
  13. Asia Best Employer Brand Awards dari Employer Brand Institute Singapore
  14. Best eMark Award dari Telkom University
  15. Top IT Innovation Award on Transportation dari Kemenkominfo
  16. Indonesia Top Digital PR Award 2018 dari Tras N C
  17. Juara 1 On Time Performance Pengangkutan Lebaran 1439H di Bandara Sultan Iskandar Muda International Airport Aceh Besar dari PT Angkasa Pura II BTJ
  18. 32nd ASEANTA Awards of Excellence 2019 untuk kategori Best ASEAN Airlines Program - Flexy Flight Program
  19. Indonesia Original Brand 2019 di kategori Airline - LCC
  20. 2020 Official Airline Ratings - Four Star Low Cost Carrier


PT Citilink Indonesia (“Citilink” atau “Perusahaan”) merupakan sebuah upaya ekspansi oleh PT Garuda Indonesia agar bisa bersaing lebi...